Ungkapan Sebuah Mimpi
Ahlan
Setiadi. Di pagi buta, menjelang matahari tersenyum ia mulai membuka mata. Ia
sebagai tulang punggung keluarga karena ia adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Ia bernama Alan, teman terbaiku dan sahabat karibku. Hari demi hari,
ia selalu banting tulang demi menggapai cita-citanya. Bulan yang menyinari bumi
di kala kegelapan membuat ia tak pantang menyerah karena ia menganggap di balik
ini itu semua pasti ada rahasia yang indah nan menawan.Hari ini ia memulai
akifitas di pagi hari dengan tersenyum, karena hari ini hari yang
menggembirakan baginya. Betapa tidak, tanggal muda adalah tanggal yang ia
tunggu setiap saat. Menanti secuil upah kerjanya selama satu bulan penuh. Hari
ini ia berencana menggunakan uangnya untuk kebutuhan sehari-hari dan separuhnya
untuk di tabung di salah satu bank swasta ternama di daerahnya.
Ketika
secuil upah ia terima, ia langsung menjalankan niatnya. Lalu, dunia malam mulai
menunjukan keberanianya, seakan tak memperdulikan apa yang ia rasakan saat ini.
Ia ingin menemui wanita yang ia dambakaan saat ini. Namun, ia tak cukup berani
untuk bertemu dengannya sehingga ia berharap bisa bertemu di dalam mimpi saat
ia memejamkan matanya. Sebuah kendaraan minilah yang ia inginkan untuk
menunjang aktifitas sehari-hari dan menemui sang wanita agar lebih percaya
diri, namu ia tak sanggup untuk melakukannya karena beban moral yang ia hadapi
semakin berat terutama semakin bertambah dewasanya pola piker yang ia miliki.
Kini
Alan tak ingin lagi bekerja untuk orang, melainkan membuat lapangan pekerjaan
untuk orang. Akhirnya dengan inisiatif ia mencari informasi tentang peluang
usaha yang mudah dan murah serta mendapatkan keuntungan yang lumayan besar.
Akhirnya terputuslah, ia ingin membuat jus buah segar. Namun, modal yang ia
inginkan belum tercukupi akhirnya ia rela menjual barang kesayangnnya d yaitu
HP mini yang ia genggam setiap saat
untuk melepas penak d hatinya setelah ia bekerja sehari fuul. HP yang ia jual
ternyata cukup laku sebesar Rp.500.000,00 yang di gunakan untuk modal usahanya.
Akhirnya,
berkat sahabatnya, ia memulai usaha jus buah. Dengan pantang menyerah, ia
berusaha semaksimal mungkin untuk mengembangkan usahanya. Ia mengutarakan
pendapatnya keepada sahabat karibnya yaitu ingin membuat usaha jus . buahnya di
daerah perkotaan. Walaupun kecil-kecilan, ia tetap semangat untuk meraih
kesuksesan dengan usaha yang ia miliki.Lama-kelamaan ia memiliki satu kios
kecil di pinggir jalan raya yang cukup ramai.Akhirnya dalam satu tahun ia mempu
memiliki kios jus buah sebanyak empat kios dan memiliki karyawan 3 rang untuk
membantunya. Kini kehidupanya semakin sukses dan semakin sukses karena berkat
kerja kerasnya.
Komentar
Posting Komentar