Yatim Piyatu


                Malam gerimis waktu itu, aku sedang berjalan di trotoar.Hujan mulai lebat dan badai terus menyambar, aku bingung mau kemana untuk berlindung, dan aku harus bagaimana.Aku terus berjalan langkah demi langkah, aku mulai berjalan agak cepat, karena hujan mulai mengobrak abrik seluruh isi bumi.Perjalananku menuju kontrakan mungkin entah akan sampai kapan, mengingat hujan masih lebat, waktu menunjukan pukul 23.00 WIB, dan jarak yang masih jauh.Suara nyanyian angin yang bertiup dan rintikan hujan bercampur cahaya lampu jalanan, semakin membuat aku berfikir untuk mencari tempat, untuk ku beristirahat  kala itu.Kebetulan saat itu aku baru pulang dari tempat fitnes dan bermain futsal dengan teman-temanku, namun sepeda kesayanganku di bawa oleh temanku saat di tempat fitnes tanpa sepengetahuanku, dan aku harus pulang mencari taksi, namun tak satupun taksi yang lewat di depanku.Saat aku sedang mencari tempat istirahat, aku bertemu dengan Fifi, dia adalah teman kuliahku dengan jurusan yang sama.Mungkin dia kasihan padaku sampai-sampa dia memberikaku sebuah payung dan uang sejumlah Rp.1000.000,00 untuk anak yatim dan piyatu yang ada di rumah kontrakanku,aku sangat bertrimakasih padanya dan aku harus cepat pulang, mengingat di rumah pasti anak-anak asuhku sedang menunggu atau mungkin sedang kelaparan.
                Aku sampai di rumah pukul 00.30 WIB dini hari, dan ternyata dugaanku benar, anak-anak asuhku sedang menunggu dan belum makan dari siang, aku berusaha untuk menenangkan mereka.Tanpa pikir panjang, aku terus bertanya pada Dian.Dian adalah anak kuliahan yang berasal dari pondok pesantren, dia juga merupakan anak yatim piyatu, namun dia ingin membahagiakan anak-anak yang senasib dengannya.”An, di dapur ada bahan makanan apa nggak? kok jam segini anak-anak belum makan dari siang?”.”Enggak ada sedikitpun, aku belum menerima gaji hasil mencuci dan aku tidak memiliki uang sepeserpun”Jawabnya dengan nada rendah.”Mba, ini ada uang tabungan dari celenganku, mungkin mba Dian dan mas Ali mau memakainya buat beli makanan untuk kita”Mendekat Dani sambil membawa tongkat dan membawa uang sebanyak Rp.50.000,00.Dani adalah anak asuhku yang berusia 16 tahun, dia tidak bisa melihat namun dia merupakan anak yang cantik dari paras wajahnya dan kategori anak cerdas.”Ngga usah Dan, tabung saja uangmu itu,untuk makan nanti mas yang urus, lebih baik kamu istirahat aja dulu, trus jaga adik-adikmu,mas mau bersih-bersih dulu lalu mas dan mba mau beli makanan ya?”Mengajak Dani duduk ke ruang tengah.dan aku langsung membuka seluruh pakaianku , dan saat di kamar mandi aku hanya memakai celana dalam.Namun naas ketika aku sedang berkaca melihat indahnya tubuhku dengan dada yang bidang, berperut sixpak, lengan yang keras, dan 90% tubuhku yang penuh  otot hasil fitnes yang ku lakukan setiap enam kali dalam seminggu, tiba-tiba Dian masuk tanpa sepengetahuanku, kemudian  Dian langsung terjatuh dan aku memeluknya tanpa memikirkan akan tubuhku yang fulgar.Teriakan keras dari dian saat aku memeluknya, dan aku langsung memakai handuk untuk menutupi tubuhku.”Kamu nggak papa An?”Tanyaku padanya sambil memegang Dian.”Udah mandi aja sana”Jawab Dian sambil lari dari kamar mandi.Betapa malunya aku saat Dian melihatku telanjang dan hanya memakai sehelai kain celana dalam sambil berpose layaknya model, dan memang aku pernah menjadi salah satu model celana dalam pria di salah satu majalah terkenal di Jawa tengah.
                Aku langsung mandi dan berpakaian layaknya remaja yang mau bertemu dengan sang kekasih, memakai jaket, celana jins, kaos putih, wewangian dll selama 45 menit.Aku keluar dari kamar tidurku dan kulihat Dian sedang memeluk salah satu anak asuhku yang berusia 3 tahun Indra dan Hindra namanya, dia merupakan anak asuhku yang kembar.”An, yu ke mini market?”Ajaku pada Dian.”Sama Dani aja sana, aku sedang nunggu Indra dan Hindra tidur”Jawabnya dengan memeluk dua anak kecil kembar itu.Mungkin Dian masih trauma atas kejadian tadi.”Ya udah aku minta maaf, atas kejadian tadi, lagi pula jika aku sama Dani, kasian Daninya malam-malam begini membawa barang belanjaan dan cuaca yang masih gerimis pula,kasian anak-anak udah lapar tuh”Sambil mengeluarkan motor kesayangannku.Akirnya Dian mau belanja denganku.Hampir tiga minimarket sudah tutup dan tersisa satu mini market yang buka 24 jam.Aku dan Dian mulai mencari barang-barang untuk kebutuhan rumah, dan aku membawa keranjang belanjaan sedangkan Dian mencari barang-barang kebutuhan.Seolah-olah kami sudah menikah.Kini saatnya aku dan Dian ke kasir untuk membayar, dan kami langsung pulang membawa barang belanjaan.Di pinggir jalan ada pedagang baso yang lumayan masih berjualan, aku berhenti dan membeli lima bungkus untuk di bawa ke rumah.Dan kami sampai di rumah untuk makan malam bersama dengan anak-anak yatim piyatu asuhku.Hari semakin pagi dan kami tidur bersama-sama.Kecuali aku karena aku memiliki kamar sendiri.Tepat pkul 05.30 WIB aku mendengar suara anak perempuan mengaji di samping kamarku,yang tak lain adalah Dani, anak asuhku sendiri.Aku sudah mengasuh mereka sekitar 1 tahun lebih, namun aku belum pernah memberikan dia waktu untuk liburan dan memberikan anak-anak asuhku untuk refresing.Aku menginginkan, nanti saat sehabis tes semester satu, aku ingin mengajaknya liburan. Aku bangun lalu istirahat sejenak, karena saat itu aku malas untuk bekerja dan kebetulan hari itu Dani sedang lbur sekolah karena gurunya ada rapat untuk satu hari,sambil menunggu anak-anak dan asisten yang bagaikan seorang istriku bagun dari tidurnya, aku membuka leptop kesayanganku dan bermain facebook dan membuka website yang telah aku buat saat aku berada di Sekolah Menengah Atas dengan beberapa isi, di antaranya tentang olahraga, cerita, kuliner, desa krenceng, IPNU/IPPNU, SMAku, dan karya anak boledan.
                Waktu menunjuka pukul 06.30 WIB pagi, aku keluar dari kamarku dengan memakai baju santai, memakai jam pemberian kado ultah dari sahabatku dan bersepatu.”Hai An, jalan-jalan sama anak-anak yuk?”Sapaku dengan manis, seolah-olah dia adalah istriku.”Ke mana, lagi pula kamu nggak kerja apa?”Sahutnya dengan nada malas”Sambil mencuci piring di dapur.Ketika aku sedang berbicara dengan Dian, tiba- tiba Hindra datang.”Iya mas jalan-jalan yuk?”sambil menarik tanganku dengan keras.”Sayaaaang, tunggu mba Dian dulu, mau apa tidak, kalau mba Dian mau pasti mas mau”Sambil memeluk Hindra dan menciumnya.Kemudian Dian berkata,”Ndra, kalau kamu mau jalan-jalan dan mas setuju kamu ajak mba Dani dan kembaranmu sekarang juga dan suruh mereka mandi dulu ya?”Sambil melihat Hindra.”O.K mba?”berlari untuk mengajak Dani dan Indra mandi di kamar mandi.”Nah gitu dong,”Kataku pada Dian.”Apaan si, ini juga karena anak-anak tahu”Sambil mencuci satu piring terakhir.Tiba-tiba entah kenapa aku mencium Dian dengan lembut dan mengucapkan “Trima kasih sudah bantu aku, mengasuh mereka”.”Plak,kurang ajar kamu ya,berani-beraninya kamu....aku”Sambil menampar pipiku dengan lemah.Hampir 45 menit aku menunggu, mereka untuk berganti pakaian dan memakai sepatu, tapi belum selesai-selesai juga.Akhirnya kami keluar dari rumah dan membawa alat minum buat anak-anak.
                Sesampainya di taman, kami istirahat bersama duduk bersama dan bercanda bersama.Pancaran sinar kebahagiaan muncul pada anak-anak asuhku dan aku merasa bahwa itumerupakan kiriman dari Allah SWT.Kebetulan waktu itu aku membawa uang dan baru di kasih bonus gaji oleh majikanku, karena aku telah mendapatkan prestasi yang lumayan berpengaruh untuk perusahaan, dan tak tanggung-tanggung aku mendapatkan bonus sebesar Rp.5.000.000,00 dan aku merasa bahwa uang itu adalah uang hasil kerja kerasku.”Mas, aku mau es krim?”Pinta Indra dan sambil memelukku.”Ya, silahkan beli aja, pokoknya hari ini mas akan memberikan apa yang adek-adek mas inginkan.”Jawabku dengan semangat.”Yeeeeee suasana menjadi riang dan tambah semangat”. “Berarti nanti kita pergi e toko baju, buat beli baju ya mas”Sahut Dian ketika si kembar pergi bermain.”O.k siap “Mencium lagi dengan manis.”Ih kamu ini, nggak usah......segala kali.Hampir 3 jam kami di taman dan Dani hanya terdiam, bingung.”Dan, kenapa kamu diam aja?”Tanya Dian.”Enggak papa, mba kalau mau main takut jatuh”Jawabnya sambil memegang tongkat.”Ya udah main sama mas aja sini?”Aku mendekatinya untuk bermain.”Kamu mau beli apa Dan?”Tanyaku pada Dian.”Mau beli baju aja”Jawabnya engan lugu.Tiba-tiba aku mendapat telfon dari salah satu majalah dewasa,aku di suruh untuk datang  ke kantor majalah tersebut, tanpa berfikir panjang aku langsung mencari taksi untuk ke sana dan anak-anak aku serahkan pada Dian.
                Sesampainya di kantor majalah dewasa aku mendapatkan kontrak untuk menjadi objek fotografer majalah tersebut dan aku harus menonjolkan semua bagian tubuhku, karena ini merupakan foto untuk umum dan harus memperlihatkan keindahan lekak-lekuk tubuhku.Aku di larang makan terlebih dahulu sampai larut malam dan aku hanya di perbolehkan untuk minum air putih guna menonjolkan ototku saat proses berfoto nanti malam, tepatnya pukul 21.00 WIB di kantor majalah tersebut.Lumayan, honornya bisa aku gunakan buat beli mobil agar anak-anak asuhku tidak lagi kerepotan dan aku mendapatkan kontrak sebesar Rp.100.000.000,00 untuk 100 kali pemotretan dan di edarkan lebih dari seribu copy dan menjadi bahan sponsor produk pengobatan penis untuk pria.Kemudian aku di suruh pulang oleh pemimpin redaksi majalah tersebut dan sebelum pemotretan harus terus berlatih membentuk tubuhku agar terlihat sempurna tiga jam sebelumnya.Aku langsung pulang menuju taman tempat di mana anak-anak sedang bermain.Waktu menunjukan pukul 14.00 wib, kami pulang sambil berjalan kaki, dan aku menggendong si kembar sambil latihan angkat beban sedangkan Dian menuntun Dani dan membawa peralatan makan saat di taman.Sesampainya di rumah, aku berlatih angkat beban untuk otot-otot lenganku dan aku melakukan push-ap 1000 kali lebih guna menguatkan otot lenganku.Sampai malam aku tidak pernah makan dan hanya minum air putih saja.Tepat pukul 8.30 aku pergi dari rumah menuju tempat fitnes dan berlatih membentuk otot-otot tubuhku.Hampir 3 jam aku di tempat fitnes, aku langsung ke kantor majalah dewasa untuk melakukan tanggung jawabku, sebagai model majalah.Pemotretan di mulai, aku harus melepas semua pakaianku termasuk celana dalamku, karena majalah sudah menyiapkannya dan akkuharus mengikutinya.Pose pertama sampai ke sepuluh masih ku anggap wajar, karena posnya hanya biasa-biasa saja.Pose ke sebelas sampai ke dua puluh, aku mulai di bentak oleh fotografer untuk melepas

“celana dalam bagian belakan dan hanya menutupi alat kelaminku, pose ke dua puluh satu sampai ke tiga puluh aku harus melepas celana dalam dan berpose hanya menutupi alat kelaminku dengan tanganku sendiri, pose ke tiga puluh satu sampai ke empat pulu , aku harus tidur terlentang sampai aku terlalu malu di permaluan olehnya.Pose ke empat pulu satu sampai ke seratus aku harus memanjangkan penisku sampai 17 cm, karena itu merupakan iklan untuk obat penyembuh pria yang kurang sehat kelaminnya.Hari mulai malam, aku harus pulang dan sampai di rumah anak-anak sudah tertidur

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Tahu

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH dan AIR PEMBUATAN LUBANG BIOPORI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH dan AIR PENGHITUNGAN JARAK DAN BEDA TINGGI DENGAN THEODOLIT