Bersama Sang Kekasih
Dinginya
malam itu, aku sedang melamun tak berguna, ketika itu aku sedang malas.Biasanya
jam 8 malam aku berada di tempat fitnes kalau nggak di \tempat
fitnes aku berada di lapangan futsal bersama teman-temanku.Entah kenapa hari
itu aku sangat malas dan saat itu juga kegiatanku hanya melamun dan tidur dari
siang,sore, dan malam.Waktu menunjukan pukul 23.00 WIB.Aku mendapat pesan dari
sang kekasih tercinta Novi namanya.Dia wanita yang ku anggap wanita paling
sempurna,setelah ibuku.Betapa tidak, dia adalah satu-satunya wanita yang ku
kenal,yang memiliki kesederhanaan. Hampir 100 % yang ia miliki adalah kelebihan
dan kekurangan yang aku suka dari dia.Mulai dari model pakaiannya yang selalu
menutup aurat, dewasa, pekerja keras, dan selalu mengutamakan agamaya di
banding apa yang dia inginkan.Dia juga merupakan wanita yang menyukai
anak-anak.Mungkin dengan begitu dia akan menjadi calon ibu dari anak-anakku.Isi
pesan itu ” tolong jemput saya di depan kampus”.Ketika aku melihat pesan itu
aku langsung semangat dan langsung memakai jaket kesayanganku kemudian ambil
kontak motor dan pergi menjemput sang kekasih pujaan hatiku.
Sepuluh
menit kemudian aku sampai di depan kampus, namun aku tidak melihat Novi di
sana, kemudian aku bertemu dengan Dani, sahabat Novi yang sedang bergandengan
dengan pacarnya yaitu Riko.”Dan, sori mengganggu, Novi di mana ya?kok katanya
nunggu di depan kampus tapi nggak ada?”Tanyaku pada Dani dan tersenyum kepada
Riko.”Ha, masa?mungkin udah jalan kali, ke arah sana.Ya udah sana susul aja, di
sana gelap dan mulai gerimis nih”Jawab Dani dengan cemas dan bingung.”Oh ya,
makasih ya,”.Aku langsung pergi dan menjemputnya.Lima menit kemudian aku
melihat seorang wanita bertubuh tinggi, memakai jilbab dan berbaju putih
berjalan sambil membawa buku dan ternyata itu adalah Novi.” Hey, sapa ku
dengannya,mau pulang kan?Ya udah aku antar ya?”Berhenti di sampingnya.”Kok kamu
tahu kalau aku mau pulang,biasanya kamu jam segini udah tidur”Sambil memegang
buku.”Ya, kan tadi kamu yang sms aku untuk jemput kamu”.Sambil melepaskan stang
motornya.”Aku nggak sms loh,”bingung.”nih buktinya”Menunjukan sms dari Novi.
“Maaf ya, aku ngga sms loh”
bingung.”Udah nggak usah di pikirin,ya cepet, naik keburu hujan loh” Jawabku
dengn santai.”Ya” naik motor.Setelah naik motor aku tancap gas sampai Novi
pegangan ke tubuhku dengan sangat erat.Namun, ketika 2 menit berjalan tiba-tiba
hujan turun dengan cepat dan di barengi dengan petir yang keras, aku putuskan
untuk beristirahat di halte yang sudah rusak,di bawah pepohonan dan sangat sepi.Karena
hanya itulah tempat yang paling stratgis untuk istirahat dan paling dekat
dengan perjalanan terjadinya hujan saat itu.”Kita istirahat dulu ya, nun ggu
hujan reda”.Tanyaku pada Novi.”Iya nggak papa”Jawabnya dengan nada rendah.
Aku
segera memarkirkan motor kesayanganku de pinggir jalan, sedangkan Novi menuju
halte terlebih dahulu.Setelah itu aku menuju halte,hujan semakin deras, badai
semakin jelas terdengar dan tiupan angin mulai membesar.Suasana menjadi
menyeramkan.Aku merasa hal itu menjadi hal yang biasa dan tak tahu dengan si
Novi yang dari tadi gelisah saat melihat sambaran petir.Mungkin dia takut sama
suasana seperti itu, aku merasa bahwa dia perlu aku lindungi dan aku merasa
bahwa dia jangan sampai sakit karena aku.Sedikit demi sedikit aku mendekati
dia, tiba-tiba petir menyambar pohon yang ada di sebrang sana, dan kamipun
melihat kejadian itu, kemudian petir menyambar lagi sampai menumbangkan pohon
di samping halte tempat kami berdua beristirahat.Tiupan angin mulai mengecil,
namun hujam semakin deras, dan tiba-tiba ada sebuah batang pohon jatuh dari
pohonyya.Aku mulai mendekati Novi lagi, dan saat itu aku berhasil memegang
tangannya.Ku rasakan tangan Novi dingin seperti es yang mencair.Aku lepaskan
jaket kesayanganku itu untuk dia, tapi dia tak mau menerimanya dengan alasan
lebih baik dia yang sakit karena dia merasa kalau dia bersalah telah menyuruh
aku untuk menjemputnya.Karena aku tidak mau dia sakit aku peluk dia dengan
erat, awalnya dia menolak, namun aku terus berusaha agar dia mau berada di
pelukanku, agar dia merasa hangat dan merasa nyaman saat terjadi badai yang
super dahsyat.Usahaku berhasil setelah badai menggelegar satu kali dengan
kerasnya, Novi memeluk tubuhku dengan erat, aku merasa menjadi lelaki yang
sangat sempurna kala itu, betapa tidak?Aku bisa mendekap Novi dengan penuh
kehangatan dan Novi pun mendekapku dengan penuh kasih sayang.Dan aku merasa
lebih dewasa saat itu, karena aku dapat melindungi Novi dari serangan-seranagn
badai yang sangat keras dan kejam.Hampir 20 menitan aku memeluk dia dan dia pun
tak sadar sampai dia tertidur di dekapanku dan aku merasa lebih bahagia lagi
saat itu, karena aku telah memberikan rasa nyaman padanya.Hujan mulai reda dan
waktu menunjukan pukul 00.59, aku membangunkan Novi dari dekapanku dan mengajaknya
pulang ke rumahnya.
Sambil
menuju ke rumah Novi aku bicara padanya.”Nov, tadi pules banget
tidurnya?””Iya,maaf tadi aku takut banget dan aku hampir 2 hari nggak tidur,
membuat pesanan kue tetanggaku untuk hajatan”melepaskan tangannya dari perutku.”Oh
ya,nggak papa, kalau sering juga nggak papa”Jawabku dengan hati penuh rasa
cinta.Tiga puluh menit kemudian,aku sampai di depan rumah Novi.Novi langsung
turun dan tidak memeperbolehkanku utuk beristirahat ke rumahnya, padahal orang
tuannya mengizinkan aku untuk beristirahat.Yah, apa daya pacarku mungkin benar
tidak mengizinkan aku beristirahat di rumahnya, aku pun langsung pulang.Ketika
aku sedang memutarkan motor tiba-tiba terdengar jeritan anak berusia 5 tahun
yang meminta tolong karena kesakitan dan ternyata itu adalah keponakan Novi,Erlan
namanya.Kemudian aku dan Novi langsung membawa Erlan ke rumah sakit dengan posisi Erlan di gendong
sama Novi dan Novi memboncengku de belakangnya.Tanpa berfikir panjang kami
meninggalkan ibunya Novi yang sudah memasuki usia 60 tahun itu.Sesampainya di
rumah sakit, kami langsung membawa Erlan ke dalam rumah sakit,namun pihak rumah
sakit tidak mau menangani Erlan karena Novi hanya membawa JAMKESMAS dan uang
Rp.10.000an dua.Aku langsung bertindak cepat,dengan mengeluarkan kartu ATM yang
hanya tersisa saldo Rp.300.000 namun pihak rumah sakit tidak mau menerimanya,
dan akhirnya smartfhone kesayanganku ku pertaruhkan sebagai jaminan, kemudian
kartu ATM, KTP,dan kunci motor kesayanganku.Akhirnya rumah sakit mau mengurus
semua itu dengan cepat.Erlan terdeteksi penyakit kanker, dan harus di operasi
saat itu juga.Jika terlambat satu jam saja Erlan akan meninggal dunia.15 menit
kemudian, perempuan tua dan dengan seorang kakek-kakek berkaki tiga berjalan
perlahan, dan dia adalah orang tuanya Novi.Mereka sangat pasrah mendengar
kanker ganas yang sudah menggerogoti cucunya dan harus menyediakan uang tunai
sebesar Rp.100.000.000 guna membayar operasi dalam waktu 45 menit.hampir 10
menitan mereka duduk menunggu Erlan meninggalkan dunia.Namun aku juga bingung
bagaimana mau membantu ATM,smartphone,motor,KTP sudah aku gunakan untuk jaminan
sebagai tanda masuk perawatan Erlan.Kemudian mereka bertiga ke mushola terdekat
runah sakit untuk meminta doa kepada Allah agar di beri kelancaran Erlan agar
di operasi secepat mungkin.Aku menyadari betul akan hal itu, dan aku tidak bisa
berbuat apa-apa saat itu kataku pada Novi.Novi hanya senyum bersedih dan
mengatakan mungkin ini takdir Allah.Kemudian mereka bertiga berdiri di depan
pintu kaca, tempat di mana Erlan di rawat, dan aku duduk di bangku kosong
tempat menunggu.
Aku
melihat kunci mobil milik seseorang yang sedang di mainkan anak-anak seusia
Erlan.Aku langsung sadar bahwa aku mempunyai sebuah mobil yang harganya
mencapai Rp.150.000.000an, mengingat hal itu aku langsung menuju ke ruangan dokter
dan aku menyerahkan STNK sebagai jaminan.Kemudian dokter langsung mengoperasi
Erlan.Namun Novi bingung mengapa Erlan bisa di operasi dan Novi bertanya
padaku.”Kamu yang membayar semua ini Al?”sambil menangis dan aku menjawab
“Iya,semua ini ku lakukan demi kamu.”.”Aku janji akan mengembalikan semua ini
secepatnya” menangis dan memeluk tubuhku sangat erat.Entah kenapa dia sangat
luluh padaku saat itu, dia adalah wanita yang sama sekali belum tersentuh sama
seorang laki-laki, berjabat tangan saja itu merupakan alergi bagi dia.Aku
merasa lelaki yang pertama kali memeluknya dan aku adalah lelaki yang pertama
kali memegang dia dengan penuh kelembutan.Hampir satu jam kami menunggu operasi
Erlan dan alhamdullah dokter mengatakan sekitar satu bulan lagi Erlan dapat
sembuh total.Kami berempat masuk ke dalam ruangan di mana Erlan di rawat, dan
aku beristirahat di lantai sambil memegang tangan Novi yang lembut itu.
Komentar
Posting Komentar