Berdosa
Malam
yang sunyi kala itu tepat hari sabtu malam minggu sehabis jam kuliah selesai
terjadilah sesuatu, begini ceritanya. Nama saya mister “M”. waktu itu jam
kuliah sudah selesai sejak pukul empat sore dan aku sengaja tidak langsung
pulang karena berencana ke perpustakaan untuk mencari bahan tugas oleh
dosenku.Kebetulan aku berasal dari fakultas ekonomi bisnis di salah satu
Universitas Negri di Jawa tengah.Yah, waktu itu aku sudah masuk kedalam
perpustakaan dan segera mencari buku tentang penguasaan pasar internasional.
Namanya juga perpustakaan, pasti di sana banyak sekali yang namanya buku dan
mahasiswa yang mencari bahan-bahan untuk tugasnya masing-masing. Bahkan ada
juga yang ke perpustakaan hanya untuk bermain game online atau bermain facebook
dengan notebook yang di milikinya.Sebenarnya aku juga pernah melakukan itu juga
dengan sebuah hp mini kesayanganku.
Tanpa
tersadar aku di perpustakaan sampai pukul 19.00 WIB. Kebetulan perpustakaan di
kampus berada di lantai tiga dan tertutup rapat sehingga tidak mendengar azan
sedikitpun dan tidak melihat jam
sekalipun. Aklhirnya ku putuskan untuk pulang, namun naas ternyata hujan mulai
mengguyur dank u berharap untuk beristirahat agar hujan reda. Beberapa jam
hujan reda dan aku segera pulang dan menggunakan sepeda motor sport
kesayanganku. Sampai sekitar 5 menit terlihat sesosok wanita mengenakan baju
putih tertutup rapat di halte kampus paling depan.Aku berniat mendekatinya
karena dia terlihat sedikit cemas di pinggir jalan raya yang amat ramai dengan
kesunyian yang ada. Memang saat itu sedang gerimis dan mungkin dia sedang
menunggu transportasi umum untuk pulang, aku berhenti di depanya dan menengok.
Ternyata
dia adalah si ‘’N’’wanita yang sangat terkenal di sekolah ketika SMA, dan dia
adalah wanita yang pernah ku Tanami benih-benih cinta ketika itu.
“Hai……..” (Sapa ku kala itu)
“Hai, juga……..”(Jawabnya sambil tersenyum dan memeluk
buku akuntansi)
“Kamu……kan?”(Tanyaku setelah aku melepas helm)
“Oh ya benar mas,”(Tersenyum dan diam)
“Kamu mau pulang? Aku antar ya?”(Ajaku)
“Tak usah mas, aku nunggu angkot aja”(Menolaknya dan
membuang muka)
“Udah nggak papa, lagi pula udah malam loh”(Ajaku dengan
semangat)
“Gi mana ya”(Bingung)
“Ayolah….”(Bujukku dengan semangat)
“Tapi rumahku jauh mas,”(Katanya pelan )
“Udahlah tenang aja”(Sambil tersenyum)
“Ya udah lah”(Mendekat dan naik motor)
Akhirnya
setelah satu tahun tak bertemu karena perpisahan, kini aku dan N bertemu
kembali di saat hujan kecil yang di sambut angin kencang dan gelapnya
lingkungan. Sepuluh menit kemudian, terlihat dari kejauhan tampak ramai kerena
banjir, akhirnya aku mengikuti petunjuk si N karena ada jalan memutar walaupun
itu 3 kali lipat perjalanan dari pada menunggu terlalu lama. Setelah menempuh
perjalanan memutar 30 menit kami sampai di sebuah kebun yang terhampar luas dan
sepi. Aku sengaja memberhentikan motornya karena tanganku mulai terasa pegal.
Dan aku turun dari motor.
“Kenapa?” (Tanyanya dengan nada menggigil)
“Kita istirahat dulu ya?Tanganku sakit”(Turun dari menuju
ke gubuk kecil yang masih kokoh)
“Oh ya,….”(Menggigil kedinginan)
“Kamu kenapa?”(Tanyaku sambil mendekat)
“Nggak papa”(Menahan dinginya malam itu)
“Nggak usah takut, di sini banyak orang, walaupun hanya
terdapat cahaya kunang”
(Mendekat)
“Emang siapa orang itu?”(Mengosok tangannya)
“Lihat di sana ada dua kekasih yang sedang
berduaan”(Menunjukan ke arah depan)
“Owh….”(Kedinginan)
Ternyata
tepat agak jauh dari pandanganku terlihat pasangan kekasih yang sedang mengadu
ciinta mereka di bawah pancaran rembulan yang agak malu, dan di temani udara
sejuk di malam hari. Namun, si N terlihat semakin gelisah dan merasa menggigil
dan akhirnya aku mencopot jaketku untuknya. Setelah itu, aku mendekati dia dan
dia agak malu denganku dan aku berusaha mendekatinya terus-menerus.Akhirnya
kami berada di pinggir gubuk derita tempat kami beristirahat. Aku berusaha
memeluknya namun ia menolaknya kemudian aku terus memeluknya dengan erat lebih
erat dan sangat erat. Kemudian aku tidur perlahan di pinggir gubuk itu, lalu ku
ajak dia tidur di sampingku, sesaat aku mulai merasakan indahnya malam denganya
aku berusaha menghangatkan tubuhnya. Udara semakin menyentuh tubuh, rembulan
mulai mendukung kita, dan suara jangkrik semakin menambah suasana menjadi
nyaman. Ku usahakan memeluknya semakin erat dia kini mulai mengerang karenaku,
mungkin aku jahat dengannya dan mungkin aku baik padanya. Pasalnya saat itu dia
semakin menikmati suasana itu. Suasana ketika ia berada di dalam dekapanku saat
aku mulai melucuti pnutup kulitku. Semakin lama dia semakin memaksaku untuk
menjauh, namun aku merasa ini perlu untuknya bukan semata-mata untukku. Kini ia
mulai terkunci dengan apa yang kulakukan dn kini ia mulai terbisu dengan
gerakanku. Ku usap sedikit keningnya dan aku berusaha membuat ia nyaman.
Mungkin a takut denganku dan mungkin ia takut dengan suasana ini. Tapi ia tetap
mengerang dan menikmatinya walaupun dia berusaha melepaskanya. Hujan mulai
menunjukan kemarahannya padaku, karena aku tidak berlaku baik padanya. Namun
angin selalu mendukung apa yang ku perbuat yaitu mendorong hawa nafsu yang
sudah melekat dan tertanam kuat di hati yang paling dalam. Dia mulai merasakan
betapa nikmatnya malam itu, dia mulai merasakan betapa indahnya saat itu. Indah
ketika di pelukanku, dan nikmatnya saat di pelukanku. Air dari dalam tubuhku
kini mulai terkumpul, air itu sedang ku bending agar aku ingin lebih lama
bersamanya dan aku berusaha membendungnya. Seketika air mulai penuh dan akan
hancur aku mulai melepaskan diriku darinya agar air itu kembali ke asalnya.
Namun ia tetap di dekapanku, kita berdua tetap dan saling menikmati suasana itu
walau hujan tetap marah. Mungkin hasrat itu sudah tak bisa di lepaskan dan
mungkin hasrat itu sudah tak mingkin lepas dariku.
Kini
angin mulai membujukku agar aku menyatu dengannya. Dan ia juga berharap seperti
itu. Akhirnya aku mulai menghaluskan diriku untuknya. Ia mulai mengerang lagi
dengan muka yang lugu dan jaket ku tetap di pakainya.Yah, mungkin ini sudah
takdir dan ini sudah menjadi takdir seperti pepatah nasi sudah jadi bubur. Aku
mulai menanam benih kasig sayang padanya melalui air yang membuatku merasa
indah bersamanya yang membuatku merasa ingin bersamanya. Tak terasa air yang ada
di dalam tubuhku kini mulai terisi penuh lagi. Dan air ini pun sudah terisi
penuh dengan butiran benih cinta yang akan muncul di kelak kemudian hari.Andai
air ini dapat bertumbuh dan berkembang. Angin yang selalu mendorongku untuk
menanam benih yang ku miliki ini, semakin kurasakan kehadiranya, aku terus
menanam dengan sekuat tenaga dan penuh rasa cinta padanya. Akhirnya benih itu
sudah terkumpul dalam bentuk air cinta dan aku sudah tak bisa menahanya karena
bendungan itu mulai hancur terkikis sedikit demi sedikit.Aku mengeluarkanya
dengan rasa nikmat tak terkira sampai akhirnya benih itu habis di lahan
miliknya. Kini kembang sari yang ia miliki sudah sirna dalam sekejap olehku
saat itu. Akhirnya aku berdiri mengatur nafas akibat bercocok tanam di lahannya
dan aku mulai menutup apa yang kumiliki sampai rapat. Ia hanya melamun
memikirkan apa yang telah terjadi saat itu. Akhirnya ku ajak untuk pulang dan
tak usah memikirkan tanaman yang akan tubuh jika dapat tumbuh. Karena aku telah
berjanji padanya, jika itu dapat tumbuh aku yang akan memupuknya dengan kasih
sayang dan merawatnya, menyianginya dan aku yang akan membuatnya dewasa seperti
apa yang akan ia inginkan.Waktu menunjukan pukul 22.30 WIB, aku segera
mengantarkan ia pada orang tuanya.
Komentar
Posting Komentar