LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA PENYAKIT TANAMAN ORDO PENTING SERANGGA DALAM PERTANIAN

LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN HAMA PENYAKIT TANAMAN
ORDO PENTING SERANGGA DALAM PERTANIAN












Disusun Oleh
Ali Musobih
C1503003






PROGRAM STUDI DIII AGROTEKNOLOGI
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2016
ACARA I
ORDO PENTING SERANGGA DALAM PERTANIAN
A.    TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui ordo penting serangga dalam pertanian.
B.     LANDASAN TEORI
Dalam dunia pertanian khususnya di Indonesia kita mengenal beberapa aspek yang menentukan keberhasilan suatu usaha budidaya pertanian salah satu dari aspek tersebut adalah bagaimana cara menjaga baiknya pertumbuhan tanaman dengan mengendalikan hama dan penyakit yang akan mengganggu dan menyerang pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik tanaman perkebunan ataupun tanaman hortikultura yang dapat mengakibatkan menurunnya mutu hasil produksi dari sebagian kualitas dan kwantitas hasil.
Selain penyakit kita juga tidak jarang menjumpai hal-hal yang dapat merusak tanaman seperti hama tanaman. Hama dapat berkembang menjadikan tanaman yang kita tanam sebagai inangnya. Oleh karena itu kita harus mengendalikan hama tersebut. Untuk mengendalikannya pertama-tama kita harus mengenali hama yang menyerang tanaman kemudian mencari cara untuk mengendalikannya sehingga pada periode tanaman berikutnya hama tersebut tidak lagi menyerang, minimal mengurangi intensitas serangan hama yang sama. Contoh dari serangan hama yang merugikan adalah serangan dari hama ordo Orthoptera yaitu belalang (Valanga rigricornis) yang dapat menyerang tanaman sayur seperti sawi.
Dalam hal pengendalian hama tanaman sangat penting mengenali jenis hama yang menyerang. karena dengan mengenali hama tersebut dapat diketahui apa yang seharusnya diperbuat untuk mencegah kerugian yang lebih parah. Untuk itu seiring dengan perkembangan jaman telah muncul berbagai macam cara pencegahan hama yang sesuai dengan setiap jenis hama yang menyerang tanaman. Tetapi kemajuan teknologi itu tidak dapat dinikmati oleh setiap kalangan sehingga sampai sekarang masih bisa kita lihat pengendalian hama dengan cara lama dan dengan hasil yang kurang optimal pula. Seperti adanya pestisida fungi untuk pengendalian jamu, insektisida untuk mengendalikan serangga, rodentisida untuk mengendalikan tikus, dan masih banyak yang lainnya.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan kerugian dalam pertanian. Hama pada tanaman merupakan momok dalam budidaya tanaman meningkatkan hasil produksi. Penanggulangan hama dan penyakit yang tepat dan meminimalkan dampak negatif terhadap erorganisme-organisme biotik sebagai musuh alami menjadi prioritas penting dalam pengendalian. Dampak yang timbul akibat serangan hama menyebabkan kerugian baik terhadap nilai ekonomi produksi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta petani sebagai pelaku budiaya tanaman dengan kegagalan panen serta turunnya kwalitas dan kuantitas hasil panen. Pengendalian hama yang tidak sesuai dan tepat akan memberikan dampak kerugian yang lebih besar dari pada serangan hama itu sendiri terhadap tanaman.
Adapun manfaat dalam mempelajari hama tanaman khususnya ke enam ordo serangga hama adalah agar praktikan dapat mengenal serangga hama, jenis mulut, daur hidup, tipe perkembangbiakan dan siklus penyerangannya sehingga dapat diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.
C.    ALAT DAN BAHAN
1.         Alat
:
Kertas, pensil, penghapus.
2.      Bahan
:
Jenis-jenis serangga.
D.    CARA KERJA
1.      Mengamati serangga.
2.      Menggambar serangga.
3.      Memberi keterangan bagian-bagian serangga.

E.     HASIL DAN PEMBAHASAN
No
Gambar
Keterangan





1


Nama Umum : Belalang sembah
Ordo : Mantodea
Keterangan :
Kepala : Mata, mulut
Dada : Sayap, kaki
Perut : Peletak telur






2


Nama Umum : Kepik
Ordo : Hemiptera
Keterangan :
Kepala : Penjepit, mata, tanduk, kaki depan, mulut.
Dada : Kaki tengah, sayap.
Perut : Keras.





3


Nama Umum : Kupu-kupu
Ordo : Lepidoptera
Keterangan :
Kepala : Mata, antenna, mulut.
Dada : Sayap, kaki.
Perut : Halus, berbulu halus.




4



Nama : Lalat
Ordo : Diptera
Keterangan :
Kepala : Penjepit, mulut, antenna.
Dada : kaki tengah, sayap.
Perut : Peletak telur.



Nama Umum : Kumbang
Ordo : Coleoptera
Kepala : Penjepit, mata, tanduk, kaki depan, mulut.
Dada : Kaki tengah, sayap.
Perut : Keras
Berdasarkan hasil praktikum, Belalang sembah adalah serangga-serangga yang agak bergerak lambat, besar dan memanjang yang penampilannya menakjubkan karena keanehan tungkai-tungkai depan mereka yang mengalami modifikasi, yaitu tipe tungkai raptaorial. Protoraks sangat panjang dan dapat digerakkan dan menempel pada pterothoraks. Koksa-koksa depan sangat panjang dan mobil, femur depan dan tibia dilengkapi dengan duri-duri yang kuat dan cocok untuk menangkap mangsa. Kepala dengan bebas dapat bergerak. Belalang sembah adalah satu-satunya serangga yang dapat melihat ke belakang pundak mereka. Serangga-serangga ini adalah pemangsa tingkat tinggi dan makan segala macam serangga dan terkadang bersifat kanibal. Mereka biasanya diam dan menunggu korban mereka dengan tungkai-tungkai depan dengan posisi yang diangkat keatas. Serangga ini mempunyai cara kamuflase atau penyamaran yang baik, ada yang mirip seperti daun, ranting, bunga dan sebagainya, sehingga tidak dikenali oleh mahluk yang lainnya, termasuk mangsanya.
Selain belalang sembah, dalam praktikum juga mengamati Kumbang tanduk (Coleoptera: Scarabaeidae). Kumbang tanduk merupakan hama yang utama menyerang tanaman kelapa sawit di Indonesia, khususnya di areal peremajaan kelapa sawit. O. rhinoceros menggerek pucuk kelapa sawit yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan rusaknya titik tumbuh sehingga mematikan tanaman. Kumbang ini berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu halus, sedang pada yang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda diareal peremajaan. Kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian salah satu ketiak pelepah daun paling atas. Kumbang merusak pelepah daun yang belum terbuka dan dapat menyebabkan pelepah patah. Kerusakan pada tanaman baru terlihat jelas setelah daun membuka 1-2 bulan kemudian berupa guntingan segitiga seperti huruf ”V”. Gejala ini merupakan ciri khas kumbang O. rhinoceros. Serangan hama O. rhinoceros dapat menurunkan produksi tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 60 % dan menimbulkan kematian tanaman muda hingga 25 % (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2009).
Hypolimnas bolina atau Great Egg-fly adalah kupu-kupu yang memiliki banyak jenis variasi jenis warna (polimorfisme), khususnya pada betina. Merupakan salah satu jenis kupu-kupu yang paling bervariasi di dunia, karena betina memiliki lebih dari setengah  lusin  bentuk.  Ravina (Foto) adalah bentuk yang paling umum. Sedangkan jantan berwarna biru tua pada bagian atas dengan bulatan berbentuk  telur  berwarna  putih  pada  masing-masing sayap dan area lebih kecil berwarna putih di ujung atas sayap depan. Larvanya memakan daun kentang (Ipomoea batata). Bersembunyi dari predator dengan berada di bagian bawah daun yang dekat dengan tanah. Ulat berubah menjadi kepompong di sekitar semak-semak. Tumbuhan yang dijadikan tempat meletakkan telur adalah Sidagori dan Krokot .
Selain serangga di atas, pada praktikum juga mengamati lalat. Lalat memiliki ukuran tubuh yang kecil, Mempunyai kemampuan untuk terbang, Lalat memiliki sepasang sayap tipis transparan, Lalat memiliki dua sepasang mata yang besar, Memiliki sepasang kaki depan, sepasang kaki tengah dan sepasang kaki belakang, Lalat mempunyai alat penghisap, Lalat berkembang biak dengan cara bertelur, Lalat suka hinggap di tempat yang kotor, Lalat bernafas dengan trakea, Lalat memiliki warna tubuh hitam tapi kadang hijau, Proses pencernaan lalat terjadi di luar tubuh.
Kepik adalah salah satu serangga yang berpengaruh dalam dunia pertanian. Metamorfose bertipe sederhana (Paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa - dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Secara umum morfologinya tersusun atas caput tungkai depan, sayap depan, sayap belakang tungkai belakang, abdomen, toraks, dan antena. Serangga ini memiliki sayap depan yang keras, tebal, dan tanpa vena. Sayap belakang membraneus dan terlipat di bawah sayap depan saat serangga istirahat. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala.
Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah.

F.     KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu hama adalah organisme yang menyerang tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu, yang berdampak turunnya kualitas dan kuantitas serta kerugian ekonomis bagi manusia.
Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam").
Hama terbagi dalam beberapa ordo yaitu ordo orthoptera, ordo hemiptera, ordo homoptera, ordo diptera, ordo lepidoptera, dan ordo coleoptera. Untuk mengendalikan serangga hama ini harus dilakukan dengn menggunakan konsep pengendalian hama secara terpadu yang tidak merusak ekosistem dan terputusnya rantai makanan.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Jelfina C. Alouw. 2007.Feromon dan Pemanfaatannya dalam Pengendalian Hama Kumbang Kelapa Oryctes rhinoceros (Coleoptera:Scarabaeidae) Buletin Palma. Buletin Palma No. 32, Juni 2007. Dikutip tanggal 8 Oktober 2016
Nation, L.N. 2002. Insect physiology and biochemistry. CRC Press. New York. 485 p.
Purba, Razak. Akiyat, Edy Sigit Sutarta, Agus Sutanto, Amir Purba, Condro Utomo, Donald Siahaan, Edy Suprianto, Lukman Fadli, Rolettha, Sudharto, Winarna, Yurna Yenni, Sugiyono, Suroso Rahutomo. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Purba. Y, Dkk. 2005., Hama-hama pada Kelapa Sawit, Buku 1 Serangga Hama pada Kelapa Sawit. PPKS, Medan.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2009. Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma boninense) dan Pengendaliannya. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/psawit06.pdf. Diakses pada 8 Oktober 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya Tahu

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH dan AIR PEMBUATAN LUBANG BIOPORI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK KONSERVASI TANAH dan AIR PENGHITUNGAN JARAK DAN BEDA TINGGI DENGAN THEODOLIT